Dress : Dian Pelangi Unbranded Satin shawl |
Sabtu, 30 November 2013
Kamis, 28 November 2013
Rabu, 27 November 2013
Fairytopia makeup ideas
Hari ini coba-coba buat makeup tutorial....padahal saya pribadi masiiiih harus banyak belajar. Ilmu yang saya miliki berdasarkan coba-coba dan melihat tutorial para 'suhu'nya makeup di YouTube atau blog mereka. Jadi...makeup tutorial ini diperuntukan bagi teman-teman yang masih sama-sama belajar :) semoga bermanfaat...xoxo
BEFORE AFTER |
Selasa, 26 November 2013
Salmon Teriyaki
Ingredients :
- 4 pieces of salmon fillet
- 2-3 tablespoons bottled teriyaki sauce
- 2 tablespoons honey
- 1 knob of ginger (grated)
Method :
- Wash the salmon fillets
- Put the fillets in a bowl with teriyaki sauce, ginger and honey
- Let it marinate for 1 hours
- After 1 hours, put salmon to pan fry. Fry on both sides until cooked through and pour the marinade sauce over the salmon.
- Put salmon on a plate, serve with french fries or rice
Senin, 25 November 2013
Inspiring Quotes to be Grateful
I am grateful
for the lawn that needs mowing,
windows that need cleaning,
and floors that need waxing
because...
it means I have a HOME
Repost from http//:www.pinterest.com
Minggu, 24 November 2013
Jumat, 22 November 2013
Inspiring Quotes
"Life is like riding a bycicle.
To keep your balance, you must keep moving."
~Albert Einstein~
Selasa, 19 November 2013
Senin, 18 November 2013
Hijab Style with Satin
Umroh #End Part
Jeddah
Perjalanan Madinah-Jeddah
Mesjid Terapung dan Toko Ali Murah
Perjalanan Madinah-Jeddah
Tak terasa, waktu pulang pun sudah tiba. 7 hari beribadah rasanya tak pernah cukup, semoga waktu yang hanya sebentar itu dapat menjadi landasan beribadah saya di tanah air, ketika sholat selalu tepat waktu, tahajud tidak pernah terlewat, dzikir dan membaca Al Qur'an pun hampir selalu setiap sebelum dan sesudah sholat. Bis pun membawa saya dan rombongan dari Madinah menuju Jeddah. Karena mungkin sedikit lelah, begitu bis bergerak dari hotel saya pun langsung tertidur. Ketika di tengah perjalanan saya pun terbangun dan begitu saya terpana melihat keluar jendela, Padang pasir yang tandus dan gersang seolah tak berujung. Masya Allah...seru saya dalam hati, bagaimana mungkin ada manusia dapat hidup ditengahnya, begitu kering dan gersang, dan itu jaraknya bisa ratusan km. Tapi semua karena kebesaran Allah SWT, penduduk Arab Saudi dapat hidup makmur walau dalam alam yang begitu keras. Saya bersyukur dalam hati, lahir dan tinggal di bumi pertiwi yang begitu subur, saya langsung merasa rindu pada tanah air.
Di dalam bis dalam perjalanan Madinah - Jeddah |
Mesjid Terapung dan Toko Ali Murah
Sampai di Kota Jeddah saya dan rombongan pun beristirahat sejenak di Red Sea Hotel untuk selanjutnya melanjutkan perjalanan menuju Bandara King Abdul Aziz. Waktu luang pun saya gunakan untuk mencari sedikit oleh2 untuk orang-orang tercinta di tanah air. Di Jeddah ada sebuah kompleks seperti pasar murah yang hampir semua tokonya berlabel Murah. Lucu sekali, saya sampai berfikir mungkin memang banyak sekali orang Indonesia berbelanja di sini. Pegawainya pun banyak dari Indonesia, termasuk pemilik toko pun rata-rata fasih berbahasa Indonesia, bahkan mereka terima Rupiah untuk pembayaran. Rasanya seperti di kampung halaman sendiri, bisa menawar dengan leluasa hehehehe....
Akhirnya waktu berangkat menuju bandara pun tiba, sebelum ke bandara saya dan rombongan mampir dulu ke Mesjid Terapung, yang memang posisinya di atas laut Merah. Tapi karena hari sudah gelap jadi tidak dapat melihat suasananya dengan jelas. Banyak wanita lokal yang menawarkan jasanya melukis tangan kita dengan Hena.
Pasar yang hampir semua tokonya berlabel 'Murah' |
Menikmati kebab dan ashir mangga setelah berbelanja oleh-oleh |
Berfoto dalam perjalanan menuju bandara dengan latar Mesjid Terapung |
Akhirnya waktu pulang pun tiba. Begitu banyak kenangan menarik selama menjalankan ibadah umroh ini. Ketika banyak teman-teman yang masih ragu melaksanakannya padahal secara materi dan fisik saya yakin mereka mampu, saya ingin berbagi kisah ini pada mereka atau pada siapa pun yang masih ragu. Ketakutan akan cerita teman-teman yang pernah menjalani ketika seolah-olah banyak kekhilafan kita sebagai manusia dibalas langsung dengan kejadian-kejadian aneh di kota suci ini, Alhamdulillah tidak saya alami. Bukan berarti saya sebagai manusia tidak pernah khilaf, tapi dari awal niat saya memang hanya untuk beribadah kepada Allah dan pasrah dengan apapun yang akan menimpa saya kalau memang itu kehendakNya. Banyak introspeksi diri dan selalu berpikir positif menjadi kekuatan saya. Semoga suatu saat nanti Allah mengizinkan saya kembali untuk melakukan ibadah haji hingga sempurnalah ibadah saya sesuai rukun Islam, Aamiinn yaa Robbal Alamin.
*** THE END ***
Minggu, 17 November 2013
Umroh #Part 5
Madinah
Memasuki kota Madinah terasa berbeda suasananya dengan Kota Mekah. Selain suhu udara yang lebih dingin, irama tidak secepat di Kota Mekah. Penduduk kota yang ramah, tata kota yang cantik, pusat perbelanjaan yang lengkap, dan yang paling penting disinilah rumah Rasullulah dimana makam beliau dan keluarganya pun berada. Keindahan arsitektur Mesjid Nabawi penjadi puncak dari segala kelebihan yang dimiliki kota Madinah. Saya pun berkesempatan untuk dapat masuk dan berdoa di Raudhah yang merupakan taman yang posisinya berada diantara rumah dan mimbar tempat Rasul berdakwah, yang dianggap sebagai salah satu tempat yang mustajab untuk berdo'a. Tak lupa tempat-tempat bersejarah pun saya dan rombongan kunjungi. Ada Mesjid Quba, pemakaman Baqi, Jabal Uhud dan tak lupa berkunjung ke salah satu kebun kurma.
Umroh #Part 4
Detik-detik Meninggalkan Ka'bah
Hadiah Istimewa
Hadiah Istimewa
Tak terasa sudah sampai pada hari terakhir saya berada di kota Mekah. Rasa rindu seperti sudah menggelayut bahkan sebelum kaki ini beranjak meninggalkannya. Masih terbayang ketika malam dengan angin dingin yang kencang saya bersama suami beranjak dari kamar hotel yang hangat menuju Masjidil Haram untuk sholat tahajud dan berthawaf, atau ketika siang hari dihujani panas terik matahari kota Mekah, berjalan bergandengan tangan menuju mesjid untuk sholat dzuhur dan ashar. Pasti...aku akan merindukan semuanya. Ada satu kenangan yang berkesan yang saya alami, ketika itu saya akan melakukan sholat maghrib, karena satu dan lain hal saya dan suami agak terlambat datang ke mesjid, biasanya 1 jam sebelum adzan berkumandang kami sudah berada di mesjid. Hingga akhirnya kami tidak dapat masuk ke dalam mesjid karena sudah penuh, jadilah kami sholat di pelataran depan mesjid. Saya pun duduk bersama deretan jamaah perempuan, menati kumandang adzan yang tidak lama lagi akan terdengar. Tiba-tiba disebelah saya duduklah seorang wanita tua berkebangsaan Iran menurut perkiraan saya. Dia duduk tanpa beralaskan sajadah, di pelataran mesjid pun tidak ada karpet sebagai alas. Saya merasa kasihan melihatnya, lalu saya bagi sajadah saya untuk kami berdua pakai hingga minimal ketika dia bersujud, keningnya beralaskan kain sajadah. Awalnya dia menolak, merasa tidak enak mungkin, karena saya pun tidak mengerti bahasa yang ia gunakan. Lalu dengan bahasa isyarat saya pun mengatakan tidak apa-apa, saya ikhlas. Dia pun akhirnya berterimakasih masih dengan bahasa isyarat. Akhirnya kami pun melakukan sholat maghrib berjamaah. Ketika sholat selesai, banyak jamaah dari dalam mesjid bergerak keluar, saya pun bersiap-siap akan masuk ke dalam mesjid untuk menanti adzan Isya di dalam. Ketika saya akan beranjak pergi tiba-tiba wanita tua itu menyodorkan sebuah Al Qur'an pada saya,dan memberi isyarat 'ini untuk kamu' pada saya. Saya pun kaget dan rasanya sungkan menerimanya, karena saya membantu dia benar-benar ikhlas tanpa mengharap balasan apapun. Tapi wanita tua itu terus memaksa sambil menyimpan Al Qur'an itu di tangan saya. Masih dengan rasa tak percaya saya pun menerimanya dan wanita tua itu pun pergi. Subhanallah...ketika saya ingat hal itu sekarang, mungkin dengan kejadian itu Allah mengingatkan saya untuk rajin membaca Al Qur'an dan menjadikannya sebagai petunjuk bagi kehidupan saya di dunia Wallahualam...
Berkesempatan menyentuh ka'bah |
Menikmati air zam-zam di depan ka'bah pada malam-malah setelah tahajud |
Suasana Masjidil Haram pada dini hari |
Umroh kedua
Sebelum saya dan rombongan meninggalkan kota Mekah menuju Madinah, pembimbing pun menawarkan bagi yang mau malaksanakan umroh untuk kedua kalinya. Saya pun mengambil kesempatan baik ini, selagi fisik ini mampu, karena saya pun tidak tahu apakah suatu saat dapat kembali lagi atau tidak untuk beribadah di kota suci ini, semua adalah rahasia Allah. Saya dan beberapa jamaah pun berangkat ke Mesjid Ju'ranah untuk melakukan miqot, karena mesjid ini diyakini sebagai salah satu tempat untuk melakukan miqot dan niat berumroh bagi jamaah yang berada di kota Mekah.
Di depan mesjid Ju'ranah ketika akan melakukan miqot untuk umroh kedua |
Setelah melakukan miqot di Mesjid Ju'ranah saya dan rombongan pun kembali ke Masjidil Haram dalam keadaaan sudah berihram untuk melaksanakan ibadah umroh yang kedua kali. Umroh yang kedua ini berbeda sekali dengan yang pertama, karena dilakukan di siang hari di bawah panas terik sinar matahari. Tapi Alhamdulillah berkat keteguhan hati dan keikhlasan menjalankannya, ibadah pun berjalan lancar sampai diakhiri dengan Tahalul.
Berdo'a dibukit Shafa dan Marwah ketika Sa'i |
Sa'i, berjalan menaiki dan menuruni Bukit Shafa dan Marwah sebanyak 7 kali |
Thawaf Wada
Akhirnya...tibalah saat perpisahan dengan Ka'bah, Masjidil Haram dan kota suci Mekah. Thawaf Wada atau thawaf perpisahan pun saya lakukan, tentu saja dengan perasaan sedih yang luar biasa. Tak henti bibir ini bermunajat....Ya Rabb ijinkanlah aku untuk dapat kembali ke rumahMu, undanglah kembali hambaMu ini, jika Kau ijinkanku ingin kembali bersama anak-anakku....begitulah kira-kira do'a perpisahan yang terucap sambil tak terasa air mata pun bergulir perlahan. Kulangkahkan kaki perlahan meninggalkan ka'bah, keluar dari Masjidil Haram, keluar dari kota suci Mekah...menuju rumah Rasulullah di kota Madinah.
Berfoto sesaat sebelum meninggalkan Majidil Haram |
Langganan:
Postingan (Atom)