Senin, 18 November 2013

Umroh #End Part

Jeddah

Perjalanan Madinah-Jeddah

Tak terasa, waktu pulang pun sudah tiba. 7 hari beribadah rasanya tak pernah cukup, semoga waktu yang hanya sebentar itu dapat menjadi landasan beribadah saya di tanah air, ketika sholat selalu tepat waktu, tahajud tidak pernah terlewat, dzikir dan membaca Al Qur'an pun hampir selalu setiap sebelum dan sesudah sholat. Bis pun membawa saya dan rombongan dari Madinah menuju Jeddah. Karena mungkin sedikit lelah, begitu bis bergerak dari hotel saya pun langsung tertidur. Ketika di tengah perjalanan saya pun terbangun dan begitu saya terpana melihat keluar jendela, Padang pasir yang tandus dan gersang seolah tak berujung. Masya Allah...seru saya dalam hati, bagaimana mungkin ada manusia dapat hidup ditengahnya, begitu kering dan gersang, dan itu jaraknya bisa ratusan km. Tapi semua karena kebesaran Allah SWT, penduduk Arab Saudi dapat hidup makmur walau dalam alam yang begitu keras. Saya bersyukur dalam hati, lahir dan tinggal di bumi pertiwi yang begitu subur, saya langsung merasa rindu pada tanah air.



Di dalam bis dalam perjalanan Madinah - Jeddah




Mesjid Terapung dan Toko Ali Murah

Sampai di Kota Jeddah saya dan rombongan pun beristirahat sejenak di Red Sea Hotel untuk selanjutnya melanjutkan perjalanan menuju Bandara King Abdul Aziz. Waktu luang pun saya gunakan untuk mencari sedikit oleh2 untuk orang-orang tercinta di tanah air. Di Jeddah ada sebuah kompleks seperti pasar murah yang hampir semua tokonya berlabel Murah. Lucu sekali, saya sampai berfikir mungkin memang banyak sekali orang Indonesia berbelanja di sini. Pegawainya pun banyak dari Indonesia, termasuk pemilik toko pun rata-rata fasih berbahasa Indonesia, bahkan mereka terima Rupiah untuk pembayaran. Rasanya seperti di kampung halaman sendiri, bisa menawar dengan leluasa hehehehe....
Akhirnya waktu berangkat menuju bandara pun tiba, sebelum ke bandara saya dan rombongan mampir dulu ke Mesjid Terapung, yang memang posisinya di atas laut Merah. Tapi karena hari sudah gelap jadi tidak dapat melihat suasananya dengan jelas. Banyak wanita lokal yang menawarkan jasanya melukis tangan kita dengan Hena.


Pasar yang hampir semua tokonya berlabel 'Murah'

Menikmati kebab dan ashir mangga setelah berbelanja oleh-oleh



Berfoto dalam perjalanan menuju bandara dengan latar Mesjid Terapung



Akhirnya waktu pulang pun tiba. Begitu banyak kenangan menarik selama menjalankan ibadah umroh ini. Ketika banyak teman-teman yang masih ragu melaksanakannya padahal secara materi dan fisik saya yakin mereka mampu, saya ingin berbagi kisah ini pada mereka atau pada siapa pun yang masih ragu. Ketakutan akan cerita teman-teman yang pernah menjalani ketika seolah-olah banyak kekhilafan kita sebagai manusia dibalas langsung dengan kejadian-kejadian aneh di kota suci ini, Alhamdulillah tidak saya alami. Bukan berarti saya sebagai manusia tidak pernah khilaf, tapi dari awal niat saya memang hanya untuk beribadah kepada Allah dan pasrah dengan apapun yang akan menimpa saya kalau memang itu kehendakNya. Banyak introspeksi diri dan selalu berpikir positif menjadi kekuatan saya. Semoga suatu saat nanti Allah mengizinkan saya kembali untuk melakukan ibadah haji hingga sempurnalah ibadah saya sesuai rukun Islam, Aamiinn yaa Robbal Alamin.




*** THE END ***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar