Minggu, 17 November 2013

Umroh #Part 4

Detik-detik Meninggalkan Ka'bah

Hadiah Istimewa

Tak terasa sudah sampai pada hari terakhir saya berada di kota Mekah. Rasa rindu seperti sudah menggelayut bahkan sebelum kaki ini beranjak meninggalkannya. Masih terbayang ketika malam dengan angin dingin yang kencang saya bersama suami beranjak dari kamar hotel yang hangat menuju Masjidil Haram untuk sholat tahajud dan berthawaf, atau ketika siang hari dihujani panas terik matahari kota Mekah, berjalan bergandengan tangan menuju mesjid untuk sholat dzuhur dan ashar. Pasti...aku akan merindukan semuanya. Ada satu kenangan yang berkesan yang saya alami, ketika itu saya akan melakukan sholat maghrib, karena satu dan lain hal saya dan suami agak terlambat datang ke mesjid, biasanya 1 jam sebelum adzan berkumandang kami sudah berada di mesjid. Hingga akhirnya kami tidak dapat masuk ke dalam mesjid karena sudah penuh, jadilah kami sholat di pelataran depan mesjid. Saya pun duduk bersama deretan jamaah perempuan, menati kumandang adzan yang tidak lama lagi akan terdengar. Tiba-tiba disebelah saya duduklah seorang wanita tua berkebangsaan Iran menurut perkiraan saya. Dia duduk tanpa beralaskan sajadah, di pelataran mesjid pun tidak ada karpet sebagai alas. Saya merasa kasihan melihatnya, lalu saya bagi sajadah saya untuk kami berdua pakai hingga minimal ketika dia bersujud, keningnya beralaskan kain sajadah. Awalnya dia menolak, merasa tidak enak mungkin, karena saya pun tidak mengerti bahasa yang ia gunakan. Lalu dengan bahasa isyarat saya pun mengatakan tidak apa-apa, saya ikhlas. Dia pun akhirnya berterimakasih masih dengan bahasa isyarat. Akhirnya kami pun melakukan sholat maghrib berjamaah. Ketika sholat selesai, banyak jamaah dari dalam mesjid bergerak keluar, saya pun bersiap-siap akan masuk ke dalam mesjid untuk menanti adzan Isya di dalam. Ketika saya akan beranjak pergi tiba-tiba wanita tua itu menyodorkan sebuah Al Qur'an pada saya,dan memberi isyarat 'ini untuk kamu' pada saya. Saya pun kaget dan rasanya sungkan menerimanya, karena saya membantu dia benar-benar ikhlas tanpa mengharap balasan apapun. Tapi wanita tua itu terus memaksa sambil menyimpan Al Qur'an itu di tangan saya. Masih dengan rasa tak percaya saya pun menerimanya dan wanita tua itu pun pergi. Subhanallah...ketika saya ingat hal itu sekarang, mungkin dengan kejadian itu Allah mengingatkan saya untuk rajin membaca Al Qur'an dan menjadikannya sebagai petunjuk bagi kehidupan saya di dunia Wallahualam...


Berkesempatan menyentuh ka'bah




Menikmati air zam-zam di depan ka'bah pada malam-malah setelah tahajud




Suasana Masjidil Haram pada dini hari



Umroh kedua

Sebelum saya dan rombongan meninggalkan kota Mekah menuju Madinah, pembimbing pun menawarkan bagi yang mau malaksanakan umroh untuk kedua kalinya. Saya pun mengambil kesempatan baik ini, selagi fisik ini mampu, karena saya pun tidak tahu apakah suatu saat dapat kembali lagi atau tidak untuk beribadah di kota suci ini, semua adalah rahasia Allah. Saya dan beberapa jamaah pun berangkat ke Mesjid Ju'ranah untuk melakukan miqot, karena mesjid ini diyakini sebagai salah satu tempat untuk melakukan miqot dan niat berumroh bagi jamaah yang berada di kota Mekah.


Di depan mesjid Ju'ranah ketika akan melakukan miqot untuk umroh kedua


Setelah melakukan miqot di Mesjid Ju'ranah saya dan rombongan pun kembali ke Masjidil Haram dalam keadaaan sudah berihram untuk melaksanakan ibadah umroh yang kedua kali. Umroh yang kedua ini berbeda sekali dengan yang pertama, karena dilakukan di siang hari di bawah panas terik sinar matahari. Tapi Alhamdulillah berkat keteguhan hati dan keikhlasan menjalankannya, ibadah pun berjalan lancar sampai diakhiri dengan Tahalul.


Berdo'a dibukit Shafa dan Marwah ketika Sa'i


Sa'i, berjalan menaiki dan menuruni Bukit Shafa dan Marwah sebanyak 7 kali



Thawaf Wada


Akhirnya...tibalah saat perpisahan dengan Ka'bah, Masjidil Haram dan kota suci Mekah. Thawaf Wada atau thawaf perpisahan pun saya lakukan, tentu saja dengan perasaan sedih yang luar biasa. Tak henti bibir ini bermunajat....Ya Rabb ijinkanlah aku untuk dapat kembali ke rumahMu, undanglah kembali hambaMu ini, jika Kau ijinkanku ingin kembali bersama anak-anakku....begitulah kira-kira do'a perpisahan yang terucap sambil tak terasa air mata pun bergulir perlahan. Kulangkahkan kaki perlahan meninggalkan ka'bah, keluar dari Masjidil Haram, keluar dari kota suci Mekah...menuju rumah Rasulullah di kota Madinah.



Berfoto sesaat sebelum meninggalkan Majidil Haram


2 komentar:

  1. bunda cantik aku suka style hijab nyaa:)) nice*_*

    BalasHapus
  2. bunda cantik aku suka style hijab nyaa:)) nice*_*

    BalasHapus